Dalam satu sampai dua bulan terakhir, harga tanah untuk property di lokasi Jawa timur alami penurunan sekitar 10%. Hal semacam itu dikarenakan sepanjang kuartal pertama 2015, ada penurunan daya beli masyarakat.
Paulus Totok Lucida, Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa timur, mengatakan, penurunan daya beli masyarakat pada property ini lantaran imbas dari turunnya perkembangan ekonomi nasional ataupun global.
"Property bukanlah jadi maksud paling utama waktu keadaan ekonomi kurang bagus seperti sekarang ini hingga harga tanah juga tunjukkan penurunan sekitar 10% dalam satu dua bulan ini," terang Totok, di Universitas Kampus Airlangga (Airlangga), Surabaya, Rabu (27/5/2015).
Usaha property tahun 2015 ini dapat alami perlambatan di banding tahun-tahun pada awal mulanya. tahun 2013, usaha property ada pada puncaknya sampai alami kenaikan harga yg tidak termonitor, hingga 100%, terlebih property landed house.
Lalu booming pembangunan apartemen atau high rise, juga alami kenaikan, namun tak terlampau tinggi serta masih di bawah 100% sepanjang tiga tahun berturut-turut.
Dengan cara umum, Th. 2013, perkembangan property naik sekitar 30%, Th. 2014, mulai melambat jadi 24,5%." Setelah itu tahun ini, kami memperkirakan cuma tumbuh sekitar 16,7%," lanjut Totok. Melambatnya usaha property di kuartal ke-2 ini bukan sekedar lantaran berkurangnya daya beli orang-orang. Namun juga disebabkan aspek nilai ganti rupiah pada dolar serta hingga makin susah memperoleh credit perbankan.
Otok menuturkan, tingginya nilai tukar dolar yang mencapai Rp13.000 itu memengaruhi harga property lantaran kehadiran usaha property mempunyai keterikatan dengan sekitar 150 bidang industri atau usaha yang lain. "Ini disebabkan ada pengetatan credit property dari perbankan," paparnya.
Walau direncanakan pemerintah akan lakukan pelonggaran pada credit property, seperti plafon duit muka namun bila makro ekonomi belum lebih baik jadi industri property akan makin lesu. "Namun bila ada kelonggaran credit property, kami prediksikan perkembangan property di Jawa timur paling cuma 5%," tandasnya.
Post A Comment:
0 comments: