Pedagang Mie Basah Sepi Pembeli, Akibat Kasus Mie Berformalin di Gresik

Penjualan mie basah berformalin serta boraks di Pasar Baru Gresik, Jl Gubernur Suryo, sepi konsumen. Beberapa pedagang juga lebih pilih mi basah bebas formalin serta berbelanja dalam jumlah sedikit, Rabu (29/4/2015).

Beberapa pedagang sayur serta penjual mi basah pilih jual mi basah yang bertuliskan mi bebas formalin. Pedagang di Pasar Baru Gresik sudah tidak memesan mi basah berformalin sesudah tahu memiliki kandungan bahan beresiko.

"Pelanggan banyak yang mencari mi basah berformalin lantaran tahan lama. Namun lantaran beresiko sangat terpaksa kami beli yang tanpa ada formalin," kata Sumriyah, pedagang sayur di Pasar Baru Gresik, Jl Gubernur Suryo.

Menurut Sumriyah, pelanggan mi basah banyak yang geser ke mi kering untuk sebatas penambahan. "Pedagang cuma beli mi basah seperempat atau kurang, kelak ditambah beli mi kering. Bila dirasa masih kurang dapat ditambah mi kering," tuturnya.

Sumriyah mengatakan, sebelum pedagang pasar tahu bahaya formalin serta boraks, penjual mi basah berformalin kerap kirim ke Pasar Baru Gresik sejumlah 20 bal atau 20 kantong plastik semasing 5 kg.

"Saat sebelum rame ada formalin-formalin, pengiriman mi basah kesini (Pasar Baru Gresik), dapat 20 bal," kata Sumriyah.

Hal yang sama saja dikatakan Abdul Gofar (34), pedagang sayur serta mi basah di Pasar Baru Gresik, bahwa harga mi basah berformalin serta tak berformalin sangatlah tidak sama.

Yang berformalin cuma Rp 37.000/5kg, sedang yg tidak berformalin sekitar Rp 45.000 hingga Rp 48.0000/5kg. "Konsumen saat ini sudah mengetahui, hingga beli mi basah yg tidak berformalin serta boraks," kata Gofar.

Sesaat, Dahlan, warga Lamongan, yang jual nasi goreng di Desa Banjarsari, Kecamatan Cerme, mengakui telah mengerti ketidaksamaan mi basah berformalin serta tak berformalin hingga dapat pilih.

"Telah lama tak menggunakan mi basah berformalin, karena baunya tak enak waktu telah dadaluwarsa. Diluar itu juga tampak seperti berlendir," kata Cak Lan, sapaan dari Dahlan.

Hal yang sama saja disibakkan Amari (53), warga Desa Metatu, Kecamatan Benjeng, yang jual bakso di depan SD Stia Budhi, Gresik, bahwa bikin bakso tak dicampuri boraks.

"Kami sadar bahaya formalin serta boraks, hingga lebih baik jual bakso yang alami. Bila ada yang minta mi basah ya saya rebuskan dahulu mi kering," kata Amari.
Axact

Jatim Event

Jatimevent.com adalah Sebuah Media Social dan Event yang bertujuan untuk Berbagi. Kami berkomitmen untuk memberikan konten yang terbaik dari seluruh jejaring sosial dan blog, khususnya seputar wilayah Jawa Timur kemudian mengirimkannya ke pengguna kami. Semua konten kami berasal dari masyarakat, media sosial dan blogger yang telah diposting atau diserahkan kepada Jatimevent.com

Post A Comment:

0 comments: