Jatimevent.com - Perseteruan dualisme Persebaya Surabaya berjalan mulai sejak 2010. Sampai saat ini juga, dualisme itu belum ada tanda-tanda akan mereda. Saat ini nampak saksi kunci awal dualisme Persebaya itu. Dia yaitu bekas pengelola Persebaya Vigit Waluyo.
Menurut dia dualisme Persebaya berlangsung mulai sejak 2010, bahkan juga disebabkan berlarut-larutnya dualisme ini, pertandingan pada akhirnya berhenti, serta beresiko sangatlah besar. PSSI dibekukan, serta seluruh level pertandingan dihentikan.
Pada akhirnya sesudah jalan sekitar lima tahun, saksi kunci dari dualisme ini, Vigit buka-bukan berkenaan semula dualisme itu.
Vigit memanglah bertindak utama di Persebaya. Waktu itu, Vigit mengelola Persebaya di Divisi Utama, yang pada akhirnya dimaksud Persebaya DU.
Dia yang disebut bekas pengelola Persikubar, memboyong sebagian besar pemain-pemain Persikubar ke Persebaya, hingga ada kesan, Persebaya waktu itu Persebaya Persikubar.
"Saya cuma ingin meluruskan peristiwa yang sesungguhnya. Tak ada Persebaya Persikubar, tak ada Persebaya 1927, yang ada cuma Persebaya punya warga Surabaya," kata Vigit.
Vigit pada akhirnya berani buka-bukaan, lantaran lihat keadaan sepak bola Indonesia sekarang ini. "Saya tegaskan, saya tak di kubu La Nyalla serta tak di kubu Saleh Mukadar," kata Vigit, Senin malam (29/6/2015).
Bekas pengelola Deltras Sidoarjo itu memberi pernyataan mengagetkan. Dia diberikan amanah untuk mengelola Persebaya di Divisi Utama, dari Cholid Ghoromah serta Wisnu Wardhana.
Waktu itu, Cholid Ghoromah adalah asisten manajer Persebaya, sekalian Ketua Harian Pengcab PSSI Surabaya.
Sedang Wisnu, adalah kubu kompetitor Cholid, yang berstatus Ketua Umum Pengcab PSSI Surabaya (Pengcab versus Wisnu, waktu itu ada dualisme Pengcab kubu Saleh Mukadar serta Saleh).
Vigit menyampaikan, waktu itu dia bertemu dengan Cholid serta Wisnu dirumah makan Agis Surabaya. Ke-2 orang itu meminta dia untuk menyelamatkan Persebaya.
"Waktu itu, Pak Cholid menyampaikan pada saya, Persebaya mesti diselamatkan lantaran dapat terdegradasi ke Divisi Tiga," kata Vigit, Senin (29/6/2015) malam.
Vigit juga memikirkan bahwa Saleh tahu pertemuan itu, lantaran Cholid serta Saleh di kenal sangatlah dekat. "Saya menduga Pak Saleh juga paham," kata Vigit.
Waktu itu, Persebaya memanglah terancam terdegradasi lantaran menampik berlaga melawan Persik Kediri, di Indonesia Super League (ISL).
"Saya tidak ingin terkait dengan Wisnu lantaran dia bukanlah orang bola. Saya ingin lantaran disana ada Pak Cholid. Serta dia sendiri yang meminta saya untuk membuat tim di Divisi Utama," kata Vigit.
Bahkan juga waktu itu, Cholid memberi dana Rp 1 miliar lebih, untuk membuat tim kurun waktu satu minggu. Berikut kenapa Vigit banyak memboyong pemain Persikubar.
"Waktu itu, kontrak saya berbarengan Persikubar usai. Jadi tak benar bila Persebaya dihubungkan dengan Persikubar. Waktu itu, juga banyak pemain lain di Persebaya," kata Vigit.
Vigit menyampaikan, yang perlu jadikan penyelamat Persebaya yaitu Cholid Ghoromah, lantaran karena dia Persebaya dapat bermain di ISL sampai saat sebelum pertandingan dihentikan.
"Saya cuma mau permasalahan ini usai, serta masyarakat tahu peristiwa sesungguhnya. Mudah-mudahan ini dapat jadi pencerahan supaya permasalahan ini usai," pungkas Vigit.
Menurut dia dualisme Persebaya berlangsung mulai sejak 2010, bahkan juga disebabkan berlarut-larutnya dualisme ini, pertandingan pada akhirnya berhenti, serta beresiko sangatlah besar. PSSI dibekukan, serta seluruh level pertandingan dihentikan.
Pada akhirnya sesudah jalan sekitar lima tahun, saksi kunci dari dualisme ini, Vigit buka-bukan berkenaan semula dualisme itu.
Vigit memanglah bertindak utama di Persebaya. Waktu itu, Vigit mengelola Persebaya di Divisi Utama, yang pada akhirnya dimaksud Persebaya DU.
Dia yang disebut bekas pengelola Persikubar, memboyong sebagian besar pemain-pemain Persikubar ke Persebaya, hingga ada kesan, Persebaya waktu itu Persebaya Persikubar.
"Saya cuma ingin meluruskan peristiwa yang sesungguhnya. Tak ada Persebaya Persikubar, tak ada Persebaya 1927, yang ada cuma Persebaya punya warga Surabaya," kata Vigit.
Vigit pada akhirnya berani buka-bukaan, lantaran lihat keadaan sepak bola Indonesia sekarang ini. "Saya tegaskan, saya tak di kubu La Nyalla serta tak di kubu Saleh Mukadar," kata Vigit, Senin malam (29/6/2015).
Bekas pengelola Deltras Sidoarjo itu memberi pernyataan mengagetkan. Dia diberikan amanah untuk mengelola Persebaya di Divisi Utama, dari Cholid Ghoromah serta Wisnu Wardhana.
Waktu itu, Cholid Ghoromah adalah asisten manajer Persebaya, sekalian Ketua Harian Pengcab PSSI Surabaya.
Sedang Wisnu, adalah kubu kompetitor Cholid, yang berstatus Ketua Umum Pengcab PSSI Surabaya (Pengcab versus Wisnu, waktu itu ada dualisme Pengcab kubu Saleh Mukadar serta Saleh).
Vigit menyampaikan, waktu itu dia bertemu dengan Cholid serta Wisnu dirumah makan Agis Surabaya. Ke-2 orang itu meminta dia untuk menyelamatkan Persebaya.
"Waktu itu, Pak Cholid menyampaikan pada saya, Persebaya mesti diselamatkan lantaran dapat terdegradasi ke Divisi Tiga," kata Vigit, Senin (29/6/2015) malam.
Vigit juga memikirkan bahwa Saleh tahu pertemuan itu, lantaran Cholid serta Saleh di kenal sangatlah dekat. "Saya menduga Pak Saleh juga paham," kata Vigit.
Waktu itu, Persebaya memanglah terancam terdegradasi lantaran menampik berlaga melawan Persik Kediri, di Indonesia Super League (ISL).
"Saya tidak ingin terkait dengan Wisnu lantaran dia bukanlah orang bola. Saya ingin lantaran disana ada Pak Cholid. Serta dia sendiri yang meminta saya untuk membuat tim di Divisi Utama," kata Vigit.
Bahkan juga waktu itu, Cholid memberi dana Rp 1 miliar lebih, untuk membuat tim kurun waktu satu minggu. Berikut kenapa Vigit banyak memboyong pemain Persikubar.
"Waktu itu, kontrak saya berbarengan Persikubar usai. Jadi tak benar bila Persebaya dihubungkan dengan Persikubar. Waktu itu, juga banyak pemain lain di Persebaya," kata Vigit.
Vigit menyampaikan, yang perlu jadikan penyelamat Persebaya yaitu Cholid Ghoromah, lantaran karena dia Persebaya dapat bermain di ISL sampai saat sebelum pertandingan dihentikan.
"Saya cuma mau permasalahan ini usai, serta masyarakat tahu peristiwa sesungguhnya. Mudah-mudahan ini dapat jadi pencerahan supaya permasalahan ini usai," pungkas Vigit.
Post A Comment:
0 comments: