Satu per satu jaringan pembocor kunci jawaban ujian nasional (Unas) SMP di Kota Blitar, sukses dibongkar Polres Blitar Kota.
Jumat (8/5) pagi, petugas Polres Blitar Kota yang di pimpin AKP Naik Ishak SH, Kasat Reskrim, memburu satu lagi jaringan mereka ke luar kota.
"Ini anggota lagi meluncur ke tujuan (Gresik), semoga saja sukses temukan orangnya," kata AKBP Yossy Runtukahu, Kapolres Blitar Blitar Kota, Jumat (8/5).
Di ketahuinya jati diri pembocor Unas asal luar kota itu, menurut Yossy, sesudah penyidik memperdalam info dari tiga mahasiswa yang jual kunci jawaban bahasa Inggris ke beberapa siswa SMPN 04 Kota Blitar, Rabu (6/5) tempo hari.
Dari keterangannya itu, tutur Yossy, mereka mengakui memperoleh kunci jawaban dari mahasiswa perguruan tinggi di Kediri, berinisial Sn. Pada akhirnya, Sn di check, Kamis (7/5) sore tempo hari, serta mengakui memanglah jual kunci jawaban ke tiga mahasiswa itu.
Hanya masalah harga nya, belum di ketahui lantaran penyidik keburu pergi ke Gresik. "Dia (Sn) mengakui memperoleh kunci jawaban itu dari orang Gresik. Tak tahu harga nya berapakah, itu juga belum didalami lantaran petugas keburu pergi," tuturnya.
Tetapi, berdasar pada info Sn, menurut Yossy, dianya tidak pernah bertemu secara langsung untuk memperoleh kunci jawaban bahasa Inggris.
Ia mengakui cukup dikirimi lewat emailnya. Bahkan juga, Sn juga tidak memahami jati diri orang Gresik itu, apakah mahasiswa atau tak walau mengakui telah kenal mulai sejak 2012 lalu.
"Alamatnya saja tidak tahu pasti, hanya ia (Sn) tahu tempat tinggalnya lantaran pernah datang ke Gresik," tutur Yossy.
Lain perihal dengan ketiga mahasiswa itu. Waktu Sn menyerahkan lembaran kunci jawaban bahasa Inggris, dianya datang ke Blitar, menjumpai mereka. Itu berjalan dua hari saat sebelum proses Unas.
Terkecuali membuka jaringan pembocor Unas, menurut Yossy, penyidik juga merencanakan bakal memanggil sebagian saksi dari kelompok guru serta petinggi diknas, mulai kasi, kabid serta kadiknas.
"Intinya, kok dapat kunci jawaban itu dapat beredar ke tangan siswa, adakah keterlibatan oknum guru atau tak," ujarnya.
Seperti di ketahui, Rabu (6/5) pagi tempo hari, petugas mengambil alih 32 lembar kunci jawaban jawaban yang disangka masalah Bhs Inggris yang memanglah bakal diujikan pada hari itu.
Itu didapat petugas sesudah menggeledah tas siswa SMPN 04, Kota Blitar. Pada akhirnya, sebagian siswa disuruh menginformasikan serta mengakui memperoleh lembaran kunci itu dari tiga mahasiswa.
Setelah itu, ketiga mahasiswa itu di check serta mengakui memanglah menjualnya dengan harga Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per siswa, sampai terkumpul duit Rp 32 juta.
Jumat (8/5) pagi, petugas Polres Blitar Kota yang di pimpin AKP Naik Ishak SH, Kasat Reskrim, memburu satu lagi jaringan mereka ke luar kota.
"Ini anggota lagi meluncur ke tujuan (Gresik), semoga saja sukses temukan orangnya," kata AKBP Yossy Runtukahu, Kapolres Blitar Blitar Kota, Jumat (8/5).
Di ketahuinya jati diri pembocor Unas asal luar kota itu, menurut Yossy, sesudah penyidik memperdalam info dari tiga mahasiswa yang jual kunci jawaban bahasa Inggris ke beberapa siswa SMPN 04 Kota Blitar, Rabu (6/5) tempo hari.
Dari keterangannya itu, tutur Yossy, mereka mengakui memperoleh kunci jawaban dari mahasiswa perguruan tinggi di Kediri, berinisial Sn. Pada akhirnya, Sn di check, Kamis (7/5) sore tempo hari, serta mengakui memanglah jual kunci jawaban ke tiga mahasiswa itu.
Hanya masalah harga nya, belum di ketahui lantaran penyidik keburu pergi ke Gresik. "Dia (Sn) mengakui memperoleh kunci jawaban itu dari orang Gresik. Tak tahu harga nya berapakah, itu juga belum didalami lantaran petugas keburu pergi," tuturnya.
Tetapi, berdasar pada info Sn, menurut Yossy, dianya tidak pernah bertemu secara langsung untuk memperoleh kunci jawaban bahasa Inggris.
Ia mengakui cukup dikirimi lewat emailnya. Bahkan juga, Sn juga tidak memahami jati diri orang Gresik itu, apakah mahasiswa atau tak walau mengakui telah kenal mulai sejak 2012 lalu.
"Alamatnya saja tidak tahu pasti, hanya ia (Sn) tahu tempat tinggalnya lantaran pernah datang ke Gresik," tutur Yossy.
Lain perihal dengan ketiga mahasiswa itu. Waktu Sn menyerahkan lembaran kunci jawaban bahasa Inggris, dianya datang ke Blitar, menjumpai mereka. Itu berjalan dua hari saat sebelum proses Unas.
Terkecuali membuka jaringan pembocor Unas, menurut Yossy, penyidik juga merencanakan bakal memanggil sebagian saksi dari kelompok guru serta petinggi diknas, mulai kasi, kabid serta kadiknas.
"Intinya, kok dapat kunci jawaban itu dapat beredar ke tangan siswa, adakah keterlibatan oknum guru atau tak," ujarnya.
Seperti di ketahui, Rabu (6/5) pagi tempo hari, petugas mengambil alih 32 lembar kunci jawaban jawaban yang disangka masalah Bhs Inggris yang memanglah bakal diujikan pada hari itu.
Itu didapat petugas sesudah menggeledah tas siswa SMPN 04, Kota Blitar. Pada akhirnya, sebagian siswa disuruh menginformasikan serta mengakui memperoleh lembaran kunci itu dari tiga mahasiswa.
Setelah itu, ketiga mahasiswa itu di check serta mengakui memanglah menjualnya dengan harga Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per siswa, sampai terkumpul duit Rp 32 juta.
Post A Comment:
0 comments: