Usia 65 tahun untuk Abdul Syukur dengan kata lain Tuwek bukanlah rintangan untuk bekerja juga sebagai pengayuh becak. Pendapatan yang pas-pasan juga tak membuatnya menggadaikan kejujurannya serta tak peduli pada orang lain.
Tuwek yang mempunyai 6 anak itu asli dari Kertopaten tetapi lalu pindah ke Tambak Segaran Barat Gg I berbarengan anak serta istrinya. Tetapi, istri Tuwek sudah meninggal dunia pada tahun 2014 lantaran sakit komplikasi.
Walau telah renta, dia tiap-tiap pagi sampai sore mesti berjuang untuk memperoleh rupiah juga sebagai pengayuh becak. Setiap harinya mangkal di depan pusat perbelanjaan ITC Undaan.
"Saya berhenti narik becak jam lima, kemudian mencari batu atau sisa-sisa bongkaran untuk nambal jalan lubang," kata Tuwek pada detik, disela-sela menambal jalan lubang dengan sisa bongkaran aspal di lokasi Gembong, Kamis (14/5/2015) dinihari.
Rutinitas atau 'hobi' yang dipunyai Tuwek ini memanglah agak nyeleneh. Ia ikhlas malam-malam tutup jalan aspal yang rusak berlubang seorang diri tanpa ada fasilitas pengaman untuk menghidari dari ancaman tertabrak kendaraan.
Konsentrasi 'hobi' Tuwek ini di daerah Surabaya utara, khusunya sekitar Gembong serta Undaan Kulon.
Ia tidak pernah mengeluh, terlebih mengharapkan ada imbalan dari yang sudah ditangani sepanjang 10 tahun saat Surabaya di pimpin Wali Kota Bambang DH. Dianya tidak pernah pupus semangat untuk memerankan aktivitas rutinnya.
"Dimana saya ketahui ada jalan berlubang ya saya tambal dengan batu bongkaran," tuturnya.
Sampai Surabaya bertukar wali kota, Tuwek berikrar tidak bakal berhenti lakukan suatu hal yang berguna untuk orang banyak. "Zaman Pak Bambang DH dahulu juga ada jalan yang berlubang, jadi tak saat ini saja saya seperti ini. Serta hingga kapan juga saya tak berhenti," tegas Tuwek dengan suara meninggi.
Tuwek juga mengharapkan warga Kota Surabaya tak sama-sama menyalahkan berkenaan masih tetap ada jalan lubang. Yang terutama, kata dia, tekad dari masing-masing pribadi untuk sama-sama membantu dengan tulus tanpa ada pamrih.
"Saya ikhlas seperti ini, ndak ngejar pamrih," tuturnya.
Tak dapat disangkal walau Pemkot Surabaya telah berupaya keras bikin mulus jalan raya tetapi dengan beragam aspek pasti masih tetap ada yang dapat bikin jalan itu rusak sampai berlubang.
"Kita mesti sadar, dari pada hanya dapat ngomong ngalor ngidul tambah baik kita tunjukkan kerja riil, turun serta tutup jalan lubang itu saat sebelum ada korban. Saya tak mencari apa-apa, namun cuma ini yang dapat saya kerjakan untuk menolong pemakai jalan supaya tak kecelakaan atau terjerumus," terangnya.
Ketulusan serta kejujuran untuk Tuwek telah jadi prinsip dalam mengarungi hidupnya. Walau hidupnya pas-pasan, tetapi Tuwek memegang kuat prinsip itu. Ia mengakui waktu mengangkut penumpang pernah ada barang yang ketinggalan di becaknya.
Waktu itu dari Pasar Kapasan. Sesudah mengantar setiba di tujuan, nyatanya barang belanjaan sang penumpang yg tidak di ketahui jati dirinya itu tertinggal.
"Nilainya kemungkinan jutaan, saya bingung ingin saya antar ke mana. Pada akhirnya saya serahkan ke pedagang di pasar asal berbelanja. Ndak tahu kemudian. Yang pasti saya tak mengambil atau mengambil barang itu. Yang kita makan mesti halal," katanya.
Nilai-nilai itu yang membuatnya mau menggunakan saat tuanya dengan berbuat untuk kebaikan. "Umpamanya nambal jalan ini, saya beribadah serta ikhlas. Saya sudah tua mas, saya butuh bekal ke akhirat," tuturnya.
Kota Surabaya yang saat ini di pimpin Wali Kota Tri Rismaharini, ia juga menyimpan harapan besar. Tuwek mengharapkan anak buah wali kota terutama Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga serta Pematusan untuk rajin patroli mencari jalan yang rusak serta selekasnya menambalnya.
"Bu Risma tak salah, itu kan bukanlah bagiannya. Namun bila Bu Risma terima laporan juga bakal selekasnya menyuruh DPU untuk menambalnya seperti yang tempo hari di depan ITC segera ditambal," kata Tuwek yang tempat tinggalnya bertetangga dengan Baktiono, seseorang anggota DPRD Surabaya dari PDIP itu.
Berita perihal perbuatan mulia Tuwek itu pernah ramai di media sosial itu juga membuatnya kaget. Dianya banyak 'diburu' beberapa dermawan yang berempati pada dianya.
Tidak cuma mau mendengar cerita langsung dari bapak 6 anak ini namun ia juga memperoleh tali asih juga sebagai bentuk penghargaan atas 'hobi' nyelenehnya.
"Tempo hari tiba-tiba ada orang bawa mobil berhenti serta berikan duit, lalu pagi tadi waktu saya mangkal becak depan ITC didatangi suatu lembaga juga memberi duit," katanya.
Tuwek menyatakan, kerjaan menambal jalan berlubang dengan batu atau sisa bongkahan proyek itu sama sekali tidak mau dikira untuk mencari sensasi atau memperoleh imbalan.
"Wong saya tujuannya beribadah, ikhlas. Kasihan bila melihat orang jatuh lantaran terkena lubang itu saja, Untuk Allah kemauan saya beribadah serta tak diminta siapa-siapa atau minta apa-apa," kata Tuwek.
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga serta Pematusan juga telah segera turun tangan dengan mengaspal jalan yang berlubang di lokasi pusat perbelanjaan ITC Undaan yang pada awal mulanya ditambal Tuwek dengan bebatuan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga serta Pematusan Erna Purnawati yang turun ke lapangan menjumpai Tuwek serta tawarkan pekerjaan di dinasnya.
Tetapi, Tuwek menampiknya dengan argumen usianya telah tua dan dianya mempunyai pelanggan yang perlu diantarkan sehari-hari. "Saya didatangi ibu Dinas DPU, (Erna Purnawati), saya di beri duit Rp 1 juta serta ditawari kerja di dinasnya, namun saya sudah tua," ungkap Tuwek.
Tuwek yang mempunyai 6 anak itu asli dari Kertopaten tetapi lalu pindah ke Tambak Segaran Barat Gg I berbarengan anak serta istrinya. Tetapi, istri Tuwek sudah meninggal dunia pada tahun 2014 lantaran sakit komplikasi.
Walau telah renta, dia tiap-tiap pagi sampai sore mesti berjuang untuk memperoleh rupiah juga sebagai pengayuh becak. Setiap harinya mangkal di depan pusat perbelanjaan ITC Undaan.
"Saya berhenti narik becak jam lima, kemudian mencari batu atau sisa-sisa bongkaran untuk nambal jalan lubang," kata Tuwek pada detik, disela-sela menambal jalan lubang dengan sisa bongkaran aspal di lokasi Gembong, Kamis (14/5/2015) dinihari.
Rutinitas atau 'hobi' yang dipunyai Tuwek ini memanglah agak nyeleneh. Ia ikhlas malam-malam tutup jalan aspal yang rusak berlubang seorang diri tanpa ada fasilitas pengaman untuk menghidari dari ancaman tertabrak kendaraan.
Konsentrasi 'hobi' Tuwek ini di daerah Surabaya utara, khusunya sekitar Gembong serta Undaan Kulon.
Ia tidak pernah mengeluh, terlebih mengharapkan ada imbalan dari yang sudah ditangani sepanjang 10 tahun saat Surabaya di pimpin Wali Kota Bambang DH. Dianya tidak pernah pupus semangat untuk memerankan aktivitas rutinnya.
"Dimana saya ketahui ada jalan berlubang ya saya tambal dengan batu bongkaran," tuturnya.
Sampai Surabaya bertukar wali kota, Tuwek berikrar tidak bakal berhenti lakukan suatu hal yang berguna untuk orang banyak. "Zaman Pak Bambang DH dahulu juga ada jalan yang berlubang, jadi tak saat ini saja saya seperti ini. Serta hingga kapan juga saya tak berhenti," tegas Tuwek dengan suara meninggi.
Tuwek juga mengharapkan warga Kota Surabaya tak sama-sama menyalahkan berkenaan masih tetap ada jalan lubang. Yang terutama, kata dia, tekad dari masing-masing pribadi untuk sama-sama membantu dengan tulus tanpa ada pamrih.
"Saya ikhlas seperti ini, ndak ngejar pamrih," tuturnya.
Tak dapat disangkal walau Pemkot Surabaya telah berupaya keras bikin mulus jalan raya tetapi dengan beragam aspek pasti masih tetap ada yang dapat bikin jalan itu rusak sampai berlubang.
"Kita mesti sadar, dari pada hanya dapat ngomong ngalor ngidul tambah baik kita tunjukkan kerja riil, turun serta tutup jalan lubang itu saat sebelum ada korban. Saya tak mencari apa-apa, namun cuma ini yang dapat saya kerjakan untuk menolong pemakai jalan supaya tak kecelakaan atau terjerumus," terangnya.
Ketulusan serta kejujuran untuk Tuwek telah jadi prinsip dalam mengarungi hidupnya. Walau hidupnya pas-pasan, tetapi Tuwek memegang kuat prinsip itu. Ia mengakui waktu mengangkut penumpang pernah ada barang yang ketinggalan di becaknya.
Waktu itu dari Pasar Kapasan. Sesudah mengantar setiba di tujuan, nyatanya barang belanjaan sang penumpang yg tidak di ketahui jati dirinya itu tertinggal.
"Nilainya kemungkinan jutaan, saya bingung ingin saya antar ke mana. Pada akhirnya saya serahkan ke pedagang di pasar asal berbelanja. Ndak tahu kemudian. Yang pasti saya tak mengambil atau mengambil barang itu. Yang kita makan mesti halal," katanya.
Nilai-nilai itu yang membuatnya mau menggunakan saat tuanya dengan berbuat untuk kebaikan. "Umpamanya nambal jalan ini, saya beribadah serta ikhlas. Saya sudah tua mas, saya butuh bekal ke akhirat," tuturnya.
Kota Surabaya yang saat ini di pimpin Wali Kota Tri Rismaharini, ia juga menyimpan harapan besar. Tuwek mengharapkan anak buah wali kota terutama Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga serta Pematusan untuk rajin patroli mencari jalan yang rusak serta selekasnya menambalnya.
"Bu Risma tak salah, itu kan bukanlah bagiannya. Namun bila Bu Risma terima laporan juga bakal selekasnya menyuruh DPU untuk menambalnya seperti yang tempo hari di depan ITC segera ditambal," kata Tuwek yang tempat tinggalnya bertetangga dengan Baktiono, seseorang anggota DPRD Surabaya dari PDIP itu.
Berita perihal perbuatan mulia Tuwek itu pernah ramai di media sosial itu juga membuatnya kaget. Dianya banyak 'diburu' beberapa dermawan yang berempati pada dianya.
Tidak cuma mau mendengar cerita langsung dari bapak 6 anak ini namun ia juga memperoleh tali asih juga sebagai bentuk penghargaan atas 'hobi' nyelenehnya.
"Tempo hari tiba-tiba ada orang bawa mobil berhenti serta berikan duit, lalu pagi tadi waktu saya mangkal becak depan ITC didatangi suatu lembaga juga memberi duit," katanya.
Tuwek menyatakan, kerjaan menambal jalan berlubang dengan batu atau sisa bongkahan proyek itu sama sekali tidak mau dikira untuk mencari sensasi atau memperoleh imbalan.
"Wong saya tujuannya beribadah, ikhlas. Kasihan bila melihat orang jatuh lantaran terkena lubang itu saja, Untuk Allah kemauan saya beribadah serta tak diminta siapa-siapa atau minta apa-apa," kata Tuwek.
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga serta Pematusan juga telah segera turun tangan dengan mengaspal jalan yang berlubang di lokasi pusat perbelanjaan ITC Undaan yang pada awal mulanya ditambal Tuwek dengan bebatuan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga serta Pematusan Erna Purnawati yang turun ke lapangan menjumpai Tuwek serta tawarkan pekerjaan di dinasnya.
Tetapi, Tuwek menampiknya dengan argumen usianya telah tua dan dianya mempunyai pelanggan yang perlu diantarkan sehari-hari. "Saya didatangi ibu Dinas DPU, (Erna Purnawati), saya di beri duit Rp 1 juta serta ditawari kerja di dinasnya, namun saya sudah tua," ungkap Tuwek.
Post A Comment:
0 comments: