Jatimevent.com - Awal masuk sekolah di Gresik sudah diwarnai keluhan wali murid perihal dana investasi yang diduga juga sebagai pungutan liar serta pembayaran keperluan siswa tanpa ada kwitansi, Senin (27/7/2015). Dari temuan Persatuan Guru Tidak Tetap Indonesia (PGTTI) Jawa Timur, ada sekolah negeri di Gresik menarik iuran atau pungutan liar (Pungli) untuk pembangunan atau investasi.
Tak tanggung-tanggung, pungli sebesar Rp 2 juta itu berdalih juga sebagai dana infaq serta sedekah, dapat diangsur seperti ke rentenir yang mencekik wali murid. "Dana investasi telah dianggarkan oleh pemerintah, mulai Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah namun sebenarnya pihak sekolah melibatkan komite sekolah mengesahkan iuran. Ada komite sekolah yang hingga 25 tahun," kata Hari Susilo, Ketua PGTTI Jawa timur, pada Surya, 27 Juli 2015.
Temuan itu sangatlah mengecawakan PGTTI Jawa timur karena sekolah itu adalah sekolah negeri. "Sangatlah memalukan bila masih tetap ada sekolah negeri meminta wali murid dengan berdalih sumbangan serta infaq," paparnya.
Sesaat, wali murid lain dari Kelurahan Sidorukun, Kecamatan Gresik, menyampaikan bahwa biaya kepentingan siswa mulai seragam hingga lembar kerja siswa (LKS) tak diberikan kwitansi. Walau sebenarnya untuk iuran perlengkapan siswa meraih Rp 1,5 juta untuk siswi serta Rp 1,4 juta untuk siswa.
"Seluruhnya sekolah itu sama. Keponakan saya di SMP Negeri 1 Kebomas juga sebesar Rp 1,4 juta. Iuran di sekolah negeri lebih murah dari sekolah swasta, namun pembayaran di sekolah swasta ada kuitansinya," kata wali murid SMP Negeri 4 Gresik, Jl Proklamasi, yang tidak ingin mengatakan namanya.
Wali murid itu menceritakan bahwa biaya Rp 1,5 juta dipakai untuk membayar 4 paket seragam. Seperti, seragam putih biru, pramuka, seragam olah raga serta seragam kotak-kotak damar kurung. "LKS serta sebagian perlengkapan belum diberikan," tuturnya.
Sesaat Mahin, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Gresik menyampaikan bahwa bakal menindaklanjuti dengan memanggil Kepala Sekolah (Kasek) yang berkaitan. "Kepala sekolahnya besok bakal kami panggil. Saya telah mewanti-wanti pada Kepala Sekolah supaya tak membebani wali murid tidak ada kesepakatan wali murid serta mesti ada berita acara," kata Mahin, lewat telephone selulernya.
Post A Comment:
0 comments: