Jatimevent.com - Situasi Jalan Siwalankerto Timur II, Surabaya, Minggu (5/7/2015) siang, beralih lebih ramai dibanding hari biasanya. Sebagian warga berkumpul di depan Kelompok Belajar - Taman Kanak-kanak (KB-TK) Kasih Ibu yang ada di nomer 29.
Sebagian orang-tua siswi juga datang ke KB-TK itu. Bukanlah wali murid dari siswa KB-TK yang datang ke gedung itu. Namun wali murid dari siswi SMPN 49. Kehadiran warga serta orangtua itu untuk mengikuti anak-anaknya melakukan rekonstruksi masalah pencabulan.
Empat siswi berinisial AL (14), JS (14), VC (14), serta AU (14), dan tersangka Setiawan Joko Martono (43) juga ada dalam rekonstruksi ini. Butuh di ketahui, Setiawan yaitu pengajar ekstra kurikuler musik di SMPN 49. Terkecuali mengajar di SMPN 49, Setiawan juga mengajar ekstra kurikuler di sebagian sekolah lain di Surabaya.
Ibu JS berinisial S mengungkap awalannya Setiawan memanglah kerja sama juga dengan SMPN 49. Mungkin saja lantaran muridnya makin banyak, Setiawan buka pelatihan sendiri. “Sepekan ada dua hingga tiga pertemuan. Materinya beberapa macam, seperti keyboard, gitar, dsb,” kata S.
Awalannya S tak mengira anaknya jadi korban pencabulan Setiawan. Terlebih JS tak pernah cerita perbuatan guru bejat itu. Menurut dia, S cuma cerita pada rekan-temannya. Dihadapan rekan-temannya, JS mengakui jadi korban pencabulan mulai sejak Desember 2014 lalu.
S mengakui baru tahu berita itu mulai sejak Mei 2015. Dia juga segera mengkonfirmasi pada JS. S sangatlah terperanjat mendengar cerita anaknya. Terlebih waktu JS membuka bahwa ada empat hingga lima siswi lain sebagai korban.
Berbekal informasi ini, JS berupaya menelusuri kebenaran informasi ini. Nyatanya sebagian orang tua siswi juga mengakui anaknya jadi korban pencabulan. Empat orang-tua korban setuju melaporkan masalah ini ke Mapolrestabes Surabaya.
“Dia (tersangka) kerap marah-marah bila hasratnya tidak dipenuhi. Dia kerap meneror bakal keluarkan anak-anak,” imbuhnya.
Post A Comment:
0 comments: