Jatimevent.com - Pembunuhan di Jalan Kunti, Surabaya, Senin (22/6/2015) hanya melibatkan satu orang. Anggota Satreskrim Polres Tanjung Perak telah menangkap pembunuh Sahdi (45), yakni Adus.
Warga Jalan Prabowo ini mengungkap sesungguhnya tak mengincar korban. Dia cuma mau membalas perlakuan korban serta rekan-temannya. Kebetulan korban jalan paling belakang, hingga Adus segera menghujamkan celuritnya ke badan korban.
“Saya menyerang dia dari belakang,” kata Adus, Rabu (24/6/2015). Pembunuhan ini berawal waktu tersangka bertemu dengan tersangka serta lima rekannya di depan rumah mertua tersangka di Jalan Kunti 14.
Adus mengakui cuma mengetahui seseorang dari enam orang ini, yakni Muhammad. Kehadiran enam orang ini untuk menagih utang sebesar Rp 600.000.
Adus meyakini kehadiran enam orang itu bukanlah untuk menemuinya. Selain merasa tak mempunyai utang, Adus juga tak mengetahui mereka.
Dia cuma memperkirakan enam orang itu mencari seorang berinisial S. Menurut dia, S memanglah kerap bermain dirumah mertuanya. Namun waktu enam orang itu datang, S tak ada dirumah itu.
Tak tahu lantaran tersinggung atau ada aspek lain, mendadak Muhammad mendorongnya. Saat sebelum Adus sadar perbuatan Muhammad, seorang menebas pelipisnya dari belakang.
Adus tak tahu siapa yang menebaskan celurit ke pelipisnya. “Saya lalu ditarik oleh mertua, serta dikunci dirumah,” imbuhnya.
Sesudah melukai Adus, enam orang itu meninggalkan rumah. Sesaat didalam rumah, Adus temukan celurit punya mertuanya. Dia langsung mengambil celurit itu serta menguber enam orang. Adus temukan mereka di dekat musholla Miftahul Jannah.
Sahdi yang ada di barisan paling belakang jadi tujuan. Adus mengarahkan celuritnya ke punggung, lengan, serta paha korban.
Adus segera pulang ke tempat tinggalnya di Desa Rabasan, Kecamatan Camplong, Sampang. Sedang warga yang tahu peristiwa itu membawa korban ke RS Al-Irsyad. Korban tewas saat itu juga saat sebelum memperoleh perawatan dokter.
Masih ada beberapa misteri yang belum sukses disibak Satreskrim dari pembunuhan ini. Salah satunya jumlah pembunuh Sahdi.
Dihadapan penyidik yang memeriksanya, tersangka mengakui sendirian membunuh korban. Walau sebenarnya informasi yang di terima penyidik, tersangka membacok korban berbarengan dua orang rekannya.
Kapolres Tanjung Perak, AKBP Arnapi mengungkap tersangka juga memberi informasi tidak sama masalah senjata korban.
Tersangka mengatakan korban membawa celurit waktu ke rumah mertua tersangka. Namun Satreskrim tak temukan celurit korban waktu olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
“Beberapa informasi masih kami dalami. Termasuk juga korban yang informasinya bandar narkoba,” kata Arnapi.
Warga Jalan Prabowo ini mengungkap sesungguhnya tak mengincar korban. Dia cuma mau membalas perlakuan korban serta rekan-temannya. Kebetulan korban jalan paling belakang, hingga Adus segera menghujamkan celuritnya ke badan korban.
“Saya menyerang dia dari belakang,” kata Adus, Rabu (24/6/2015). Pembunuhan ini berawal waktu tersangka bertemu dengan tersangka serta lima rekannya di depan rumah mertua tersangka di Jalan Kunti 14.
Adus mengakui cuma mengetahui seseorang dari enam orang ini, yakni Muhammad. Kehadiran enam orang ini untuk menagih utang sebesar Rp 600.000.
Adus meyakini kehadiran enam orang itu bukanlah untuk menemuinya. Selain merasa tak mempunyai utang, Adus juga tak mengetahui mereka.
Dia cuma memperkirakan enam orang itu mencari seorang berinisial S. Menurut dia, S memanglah kerap bermain dirumah mertuanya. Namun waktu enam orang itu datang, S tak ada dirumah itu.
Tak tahu lantaran tersinggung atau ada aspek lain, mendadak Muhammad mendorongnya. Saat sebelum Adus sadar perbuatan Muhammad, seorang menebas pelipisnya dari belakang.
Adus tak tahu siapa yang menebaskan celurit ke pelipisnya. “Saya lalu ditarik oleh mertua, serta dikunci dirumah,” imbuhnya.
Sesudah melukai Adus, enam orang itu meninggalkan rumah. Sesaat didalam rumah, Adus temukan celurit punya mertuanya. Dia langsung mengambil celurit itu serta menguber enam orang. Adus temukan mereka di dekat musholla Miftahul Jannah.
Sahdi yang ada di barisan paling belakang jadi tujuan. Adus mengarahkan celuritnya ke punggung, lengan, serta paha korban.
Adus segera pulang ke tempat tinggalnya di Desa Rabasan, Kecamatan Camplong, Sampang. Sedang warga yang tahu peristiwa itu membawa korban ke RS Al-Irsyad. Korban tewas saat itu juga saat sebelum memperoleh perawatan dokter.
Masih ada beberapa misteri yang belum sukses disibak Satreskrim dari pembunuhan ini. Salah satunya jumlah pembunuh Sahdi.
Dihadapan penyidik yang memeriksanya, tersangka mengakui sendirian membunuh korban. Walau sebenarnya informasi yang di terima penyidik, tersangka membacok korban berbarengan dua orang rekannya.
Kapolres Tanjung Perak, AKBP Arnapi mengungkap tersangka juga memberi informasi tidak sama masalah senjata korban.
Tersangka mengatakan korban membawa celurit waktu ke rumah mertua tersangka. Namun Satreskrim tak temukan celurit korban waktu olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
“Beberapa informasi masih kami dalami. Termasuk juga korban yang informasinya bandar narkoba,” kata Arnapi.
Post A Comment:
0 comments: