Kemauan berlibur menikmati keindahan alam membawa malapetaka untuk Yanuru Aksanu Laila (23), mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM), Jumat (1/5/2015).
Mahasiswa Semester 8 Jurusan PKN asal Kabupaten Pasuruan itu terpeleset selesai berfoto selfie di dekat Coban Sewu di perbatasan Desa Sidorenggo, Kecamatan Ampelgading serta Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.
"Rekan-temannya telah balik. Ia tinggal berbarengan saudaranya. Waktu itu saudaranya telah minta dia pulang lantaran telah Adzan Jumat," tutur Kapolsek Ampelgading AKP Mujianta, Jumat (1/5/2015) malam.
Waktu itu diprediksikan sekitar jam 11.30 WIB, tetapi korban minta waktu sebentar untuk berselfie ria dekat coban. "Sik, sak jepretan ae," papar korban pada saudaranya. Berarti, "Sebentar, satu photo lagi."
Tak tahu pose bagaimanakah, waktu itu saudaranya melihat ke tempat lain. Demikian menengok ke arah korban, Yanuru telah tak ada. Kemudian, saudara korban minta pertolongan ke warga.
"Korban baru diketemukan tadi sore jam 17.00 WIB di Sungai Glidik, Kecamatan Ampelgading. Korban serta saudaranya ke Coban Sewu naik motor," papar Mujianta.
Sekitar jam 18.30 WIB, korban dibawa dengan ambulan ke kamar mayat RS Saiful Anwar Malang. "Waktu diketemukan, keadaan hidungnya berdarah," katanya.
Camat Ampelgading, Abdulrahman menyebutkan, rombongan korban melalui arah timur, yakni Kabupaten Lumajang. "Bila melalui barat, yakni Desa Sidorenggo, jalan kesana telah ditutup pagar oleh warga. Tak bisa dilalui lantaran jalannya beresiko," urainya.
Abdulrahman meminta supaya penggemar alam atau komunitas yang akan ke tempat baiknya mematuhi rambu-rambu yang dipasang untuk keselamatan.
"Bila warga menempatkan rambu larangan masuk itu kan mereka sudah mengetahui keadaan disana. Namun kerap larangan seperti itu umumnya jadi tantangan," tuturnya.
Menurut Abdulrahman, grup korban yang datang cuma diidentitaskan dari Pasuruan serta membawa tongkat-tongkat untuk pertolongan jalan.
Mahasiswa Semester 8 Jurusan PKN asal Kabupaten Pasuruan itu terpeleset selesai berfoto selfie di dekat Coban Sewu di perbatasan Desa Sidorenggo, Kecamatan Ampelgading serta Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.
"Rekan-temannya telah balik. Ia tinggal berbarengan saudaranya. Waktu itu saudaranya telah minta dia pulang lantaran telah Adzan Jumat," tutur Kapolsek Ampelgading AKP Mujianta, Jumat (1/5/2015) malam.
Waktu itu diprediksikan sekitar jam 11.30 WIB, tetapi korban minta waktu sebentar untuk berselfie ria dekat coban. "Sik, sak jepretan ae," papar korban pada saudaranya. Berarti, "Sebentar, satu photo lagi."
Tak tahu pose bagaimanakah, waktu itu saudaranya melihat ke tempat lain. Demikian menengok ke arah korban, Yanuru telah tak ada. Kemudian, saudara korban minta pertolongan ke warga.
"Korban baru diketemukan tadi sore jam 17.00 WIB di Sungai Glidik, Kecamatan Ampelgading. Korban serta saudaranya ke Coban Sewu naik motor," papar Mujianta.
Sekitar jam 18.30 WIB, korban dibawa dengan ambulan ke kamar mayat RS Saiful Anwar Malang. "Waktu diketemukan, keadaan hidungnya berdarah," katanya.
Camat Ampelgading, Abdulrahman menyebutkan, rombongan korban melalui arah timur, yakni Kabupaten Lumajang. "Bila melalui barat, yakni Desa Sidorenggo, jalan kesana telah ditutup pagar oleh warga. Tak bisa dilalui lantaran jalannya beresiko," urainya.
Abdulrahman meminta supaya penggemar alam atau komunitas yang akan ke tempat baiknya mematuhi rambu-rambu yang dipasang untuk keselamatan.
"Bila warga menempatkan rambu larangan masuk itu kan mereka sudah mengetahui keadaan disana. Namun kerap larangan seperti itu umumnya jadi tantangan," tuturnya.
Menurut Abdulrahman, grup korban yang datang cuma diidentitaskan dari Pasuruan serta membawa tongkat-tongkat untuk pertolongan jalan.
Post A Comment:
0 comments: