Sistem penentuan Calon Rektor Kampus Airlangga (Unair) selalu jalan. Pada hari pertama ini, tiga calon rektor (carek) Unair bertukaran mengemukakan visi-misi beserta program lima tahun ke depan.
Mereka ikuti Uji Masyarakat Kampus (UMK) di ruangan Garuda Mukti lantai 5 kantor Manajemen Unair Universitas C, Rabu (8/4/2015). Aktivitas UMK dipandu Prof Ramlan Surbakti, bekas anggota KPU RI.
Ketiga carek yang mengemukakan visi misi diawali dari Prof Dr Fedik Abdul Rantam dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), Tjitjik Srie Tjahjandarie PhD dari Fakultas Sains serta Tehnologi, dan Prof Dr Moh Nasih dari Fakultas Ekonomi serta Usaha.
Semasing carek di beri waktu 60 menit, yang terdiri 20 menit presentasi, serta bekasnya 40 menit untuk session bertanya jawab, disaksikan semua civitas akademika Unair. Dalam UKM kesempatan ini beberapa mahasiswa berkomentar mereka dilupan oleh carek.
“Ketiganya memanglah mengemukakan visi-misi, sayangnya paparan itu kurang mengimbas pada mahasiswa. Mereka lebih mengutamakan pada pengembangan dosen serta guru besar,” ungkap Farah Mita, mahasiswa FK semester 8.
Demikian juga dengan Alifiah Nanda, mahasiswa FISIP semester 4. "Kami belum terasa diakomodir. Bila dari sisi penyampaian memanglah telah tegas serta lancar," katanya.
Ketua BEM Unair, Febrian Kiswanto, mengungkap hal yang sama. “Rencana mereka kedepan seluruhnya telah mempunyai tujuan pada pengembangan unair. Sayangnya belum banyak menyentuh segi mahasiswa,” ungkap Febrian Kiswanto.
Pada awal mulanya, Prof Fedik menuturkan empowering dalam visi misi yang dikatakannya. "Saya mau tidak cuma akademik yang di perhatikan, namun juga bangun keilmiahan. Mesti banyak penelitian yang di kembangkan, terlebih stem sel," katanya.
Sedang Prof Tjitjik mau mengimplementasikan program yang telah jalan. "Kita mempunyai prodi perhotelan, mengapa tak bangun hotel. Kita mempunyai prodi pariwisata namun tak mempunyai perusahaan travel," katanya.
Sesaat Prof Dr M Nasih lebih mengkritik kemampuan dosen. "Dosen sampai kini terjerat kebiasaan, hingga tak inovatif, ujung-ujungnya mengajar sembarangan," tuturnya.
Dalam UMK, satu penanya bisa ajukan pertanyaan ke tiga carek yang lakukan presentasi sekalian tetapi dengan cara bergiliran.
Respon datang dari mahasiswa yang melihat. "Sesudah di uraikan, saya rasa belum dapat memastikan. Yang pasti di antara ketiganya telah mengemukakan program semasing dengan baik. Kelak masih tetap mau simak carek yang lain," kata Nurinda Nanda, mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat semester 6.
Mereka ikuti Uji Masyarakat Kampus (UMK) di ruangan Garuda Mukti lantai 5 kantor Manajemen Unair Universitas C, Rabu (8/4/2015). Aktivitas UMK dipandu Prof Ramlan Surbakti, bekas anggota KPU RI.
Ketiga carek yang mengemukakan visi misi diawali dari Prof Dr Fedik Abdul Rantam dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), Tjitjik Srie Tjahjandarie PhD dari Fakultas Sains serta Tehnologi, dan Prof Dr Moh Nasih dari Fakultas Ekonomi serta Usaha.
Semasing carek di beri waktu 60 menit, yang terdiri 20 menit presentasi, serta bekasnya 40 menit untuk session bertanya jawab, disaksikan semua civitas akademika Unair. Dalam UKM kesempatan ini beberapa mahasiswa berkomentar mereka dilupan oleh carek.
“Ketiganya memanglah mengemukakan visi-misi, sayangnya paparan itu kurang mengimbas pada mahasiswa. Mereka lebih mengutamakan pada pengembangan dosen serta guru besar,” ungkap Farah Mita, mahasiswa FK semester 8.
Demikian juga dengan Alifiah Nanda, mahasiswa FISIP semester 4. "Kami belum terasa diakomodir. Bila dari sisi penyampaian memanglah telah tegas serta lancar," katanya.
Ketua BEM Unair, Febrian Kiswanto, mengungkap hal yang sama. “Rencana mereka kedepan seluruhnya telah mempunyai tujuan pada pengembangan unair. Sayangnya belum banyak menyentuh segi mahasiswa,” ungkap Febrian Kiswanto.
Pada awal mulanya, Prof Fedik menuturkan empowering dalam visi misi yang dikatakannya. "Saya mau tidak cuma akademik yang di perhatikan, namun juga bangun keilmiahan. Mesti banyak penelitian yang di kembangkan, terlebih stem sel," katanya.
Sedang Prof Tjitjik mau mengimplementasikan program yang telah jalan. "Kita mempunyai prodi perhotelan, mengapa tak bangun hotel. Kita mempunyai prodi pariwisata namun tak mempunyai perusahaan travel," katanya.
Sesaat Prof Dr M Nasih lebih mengkritik kemampuan dosen. "Dosen sampai kini terjerat kebiasaan, hingga tak inovatif, ujung-ujungnya mengajar sembarangan," tuturnya.
Dalam UMK, satu penanya bisa ajukan pertanyaan ke tiga carek yang lakukan presentasi sekalian tetapi dengan cara bergiliran.
Respon datang dari mahasiswa yang melihat. "Sesudah di uraikan, saya rasa belum dapat memastikan. Yang pasti di antara ketiganya telah mengemukakan program semasing dengan baik. Kelak masih tetap mau simak carek yang lain," kata Nurinda Nanda, mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat semester 6.
Source: Surya
Post A Comment:
0 comments: