Edy Hamid Saifullah, ketua kursus, menuturkan kursus microcontroller itu mempunyai tujuan untuk memperkenalkan hardware dan pemrograman memakai minimal system ATmega 8. Dalam pengerjaannya, kata Hamid, peserta akan memperoleh langkah bikin program microcontroller yang kemudian bakal dimasukkan ke hardware.
Hamid menuturkan, dalam pemrograman microcontroller, peserta mesti mengerti software-nya, CodeVision AVR (CVAVR). Lewat software itu, pemakai bisa bikin program yang di idamkan. Dari CVAVR, program bakal dilanjutkan ke Burner untuk mengubahnya jadi kode-kode byte.
Nanti, kode itu bakal disimpan ke chip dengan memakai downloader. Dalam chip itu, kode byte masih tetap bisa dirubah, hingga pemakaiannya fleksibel. "Kode- kode yang ada didalam chip tersebutlah yang bakal digerakkan didalam suatu robot. Jadi, chip itu bisa dianalogikan juga sebagai otak suatu robot, " terangnya.
Disadari Hamid, untuk pelajari microcontroller sendiri tidaklah memerlukan kekuatan spesial, karena untuk bikin program itu termasuk gampang. Yang paling diperlukan yaitu ketertarikan serta tekad belajar. "Yang terutama dalam belajar microcontroller ini yaitu rasa keingintahuan, hingga melahirkan kreatifitas untuk bikin perintah perintah yang tidak sama," tandas mahasiswa jurusan Tehnik Elektro terssebut.
Kursus microcontroller ini nyatanya cukup menarik perhatian mahasiswa ITS. Ada 28 tim yang ikuti kursus itu, di mana masing masing tim terbagi dalam tiga orang. Karenanya ada kursus itu, Hamid mengharapkan mahasiswa bisa belajar banyak hari ini, serta menerapkannya. "Harapannya dengan kursus ini mahasiswa bisa memakai microcontroller dalam aplikasi suatu robot," tutupnya.
Kuasai microcontroller adalah basic untuk tiap-tiap penggemar robot. Lewat Microcontoller Program Training, UKM Robotika ITS memperkenalkan seluk beluk microcontroller dari software sampai hardware di Gedung Robotika ITS, Minggu (22/3).
Hamid menuturkan, dalam pemrograman microcontroller, peserta mesti mengerti software-nya, CodeVision AVR (CVAVR). Lewat software itu, pemakai bisa bikin program yang di idamkan. Dari CVAVR, program bakal dilanjutkan ke Burner untuk mengubahnya jadi kode-kode byte.
Nanti, kode itu bakal disimpan ke chip dengan memakai downloader. Dalam chip itu, kode byte masih tetap bisa dirubah, hingga pemakaiannya fleksibel. "Kode- kode yang ada didalam chip tersebutlah yang bakal digerakkan didalam suatu robot. Jadi, chip itu bisa dianalogikan juga sebagai otak suatu robot, " terangnya.
Disadari Hamid, untuk pelajari microcontroller sendiri tidaklah memerlukan kekuatan spesial, karena untuk bikin program itu termasuk gampang. Yang paling diperlukan yaitu ketertarikan serta tekad belajar. "Yang terutama dalam belajar microcontroller ini yaitu rasa keingintahuan, hingga melahirkan kreatifitas untuk bikin perintah perintah yang tidak sama," tandas mahasiswa jurusan Tehnik Elektro terssebut.
Kursus microcontroller ini nyatanya cukup menarik perhatian mahasiswa ITS. Ada 28 tim yang ikuti kursus itu, di mana masing masing tim terbagi dalam tiga orang. Karenanya ada kursus itu, Hamid mengharapkan mahasiswa bisa belajar banyak hari ini, serta menerapkannya. "Harapannya dengan kursus ini mahasiswa bisa memakai microcontroller dalam aplikasi suatu robot," tutupnya.
Kuasai microcontroller adalah basic untuk tiap-tiap penggemar robot. Lewat Microcontoller Program Training, UKM Robotika ITS memperkenalkan seluk beluk microcontroller dari software sampai hardware di Gedung Robotika ITS, Minggu (22/3).
Post A Comment:
0 comments: